Investasi Telkomsel di PT GoTo dan tudingan konflik kepentingan: ‘Kalau Erick Thohir punya etika harusnya mundur,’ kata pengamat

Pasalnya, akibat investasi itu PT Telkom -yang merupakan induk usaha PT Telkomsel- berpotensi menimbulkan kerugian yang belum terealisasi sebesar Rp881 miliar.

Salah satu anggota Panitia Kerja Komisi VI DPR, Deddy Yefri, yang ikut dalam rapat dengan jajaran PT Telkom mengatakan investasi PT Telkomsel di GoTo murni karena pertimbangan bisnis dan hampir tidak ada unsur konflik kepentingan.

Ekonom Yanuar Rizky mengatakan aksi korporasi Telkomsel membeli saham dan investasi berupa obligasi konversi GoTo tak bisa dilepaskan dari keterhubungan antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan Garibaldi Thohir yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT GoTo.

Selain mereka, keterhubungan lain ada pada Wishnutama yang menduduki posisi Komisaris Utama di PT Telkomsel dan juga di Dewan Komisaris PT GoTo.

Itu mengapa, menurut Yanuar, investasi yang berlangsung pada November tahun 2020 sebesar Rp5 triliun tersebut mustahil berlangsung tanpa ada campur tangan mereka.

Pasalnya kebijakan yang diambil dalam investasi obligasi konversi, tambah Yanuar, cenderung menguntungkan GoTo. Mulai dari pembelian saham yang dilakukan sebelum melantai di bursa dan dengan harga di bawah pasar, hingga pemberian obligasi konversi yang tanpa menerapkan bunga.

“Di dunia ini tetap (obligasi konversi) pasti dengan bunga. Ini yang harus digali oleh panja atau pansus. Yang paling penting sebenarnya oleh OJK, kenapa bisa di luar kebiasaan umum yang ada?” kata Ekonom Yanuar Rizky kepada BBC News Indonesia, Selasa (14/6).

“Kalau tidak ada hubungan afiliasi bisa dapat enggak dari Telkom?”

Soal pembelian saham, pada tahun 2018 Kejaksaan Agung pernah menyatakan investasi itu berisiko.

Kejaksaan beranggapan prinsip investasi pemerintah harus pada sesuatu yang nyata, bisa dihitung potensinya, seperti aset, pendapatan, dan keuntungan yang diperoleh.

Karenanya Menteri BUMN saat itu Rini Soemarno menentang rencana pembelian saham Gojek oleh Telkom.

Pengamatan Yanuar, perusahaan startup di Indonesia saat ini sebagian besar merugi begitu pula yang terjadi pada GoTo.

Selama periode 2018-2020, total kerugian setelah pajak perseroan mencapai Rp52 triliun. Yang terbesar pada tahun 2019 sebesar Rp24 triliun.

Pernah berkurang pada akhir tahun 2020, kerugian GoTo kembali membengkak menjadi Rp22 triliun per 31 Desember 2021.

Yang jadi persoalan, katanya, beberapa saat setelah Telkomsel mengucurkan dana investasi Rapat Umum Pemegang Saham GoTo setuju untuk melakukan aksi korporasi membeli kembali (buyback) saham-saham perusahaan dari tangan sejumlah pemegang saham lama tertentu, plus IPO.

“Sederhana saja, kalau enggak ada transaksi dari Telkom, bisa enggak pemegang saham jual ke angka Rp375 per saham? Sementara berdasarkan aturan OJK, begitu IPO semua pemegang saham lama tidak boleh menjual saham selama delapan bulan.”

“Sedangkan perusahaan ini dalam kondisi merugi. Kalau enggak dapat duit dari Telkom darimana duitnya?”

“Jadi ini titik krusialnya. Transaksinya berpotensi ada benturan kepentingan karena ada yang menerima manfaat.”

Belakangan aksi korporasi Telkomsel membeli saham GoTo menjadi sorotan. Pasalnya induk usahanya Telkom melaporkan kerugian yang belum terealisasi sebesar Rp881 miliar per kuartal I/2022.

Potensi kerugian itu terjadi lantaran harga saham GoTo anjlok hingga 50%.

Kata dia, kalau DPR serius mau mengusut persoalan ini maka mereka harus membuka alur investasi Telkomsel ke GoTo. Urusan investasi oleh perusahaan pelat merah, menurut Yanuar, semestinya diketahui Menteri BUMN.

“Enggak mungkin, Telkomsel atau Telkom enggak lapor ke menteri,” ujar Yanuar.

“Tinggal DPR tanya apakah ada kajian sebelum investasi itu dilakukan? Kok bisa investasi obligasi konversi tanpa bunga?” Tambahnya.

Dengan begitu terang-benderangnya konflik kepentingan Menteri BUMN dalam pembelian saham GoTo, Yanuar mendesak Erick Thohir untuk mundur karena dinilai mencederai etika pejabat.

Sebab jika dibiarkan perilaku konflik kepentingan yang dilakukan pejabat publik akan ‘semakin menjamur’ dan dianggap ‘hal yang lumrah’.

“Kalau saya secara etika dan secara moral, dia mundurlah.”

Seperti apa kerja Panja DPR?

Pada Selasa (14/6) Panitia Kerja DPR Investasi BUMN menggelar pertemuan pertama dengan jajaran direksi PT Telkom dan Telkomsel untuk membahas soal investasi saham perusahaan pelat merah di PT GoTo.

Salah satu anggota Panja, Deddy Yefri, mengatakan setidaknya ada empat hal yang didalami.

Pertama, untuk melihat apakah investasi Telkomsel di GoTo menggunakan perhitungan bisnis yang valid.

Kemudian, kedua, apakah investasi tersebut sudah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Selanjutnya, ketiga, panja ingin mengetahui apakah ada konflik kepentingan dalam proses investasinya, dan terakhir, keempat, ingin mengetahui sejauhmana dampak positif investasi ini pada keberlangsungan usaha Telkomsel.

Berdasarkan paparan Telkom dan Telkomsel, Deddy menilai keputusan berinvestasi di GoTo murni pertimbangan bisnis yaitu ingin mendigitalisasi pelayanan dan perdagangan di masa depan. Keterangan gambar,

Jamaah calon haji menikmati layanan yang disediakan di posko haji Telkomsel, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (31/5/2022).

“Dari pertemuan itu terjawab bahwa setelah Telkomsel membeli saham GoTo -meskipun dengan harga yang lebih murah dari investor lain- tapi banyak perusahaan besar masuk. Seperti Temasek, Yahoo dan beberapa perusahaan internasional lain,” tutur Deddy Yefri kepada BBC News Indonesia.

“Jadi itu (investasi) kita sudah membuktikan dari sisi bisnis penilaiannya sudah layak.”

“Dan proses investasi ini sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Dari keterangan mereka bahwa prosesnya sejak 2018.”

“Yang memimpin penilaian investasinya adalah pemegang saham minoritas, karena mereka punya kepentingan menjamin prosedur dan prosesnya benar,” papar Deddy.

Terkait tudingan konflik kepentingan, dia menilai hal itu tidak ada.

Sebab urusan investasi Telkomsel ke GoTo tidak sampai ke Kementerian BUMN.

“Investasi ini berhenti di Telkom. Dan karena penilaiannya dilakukan pemegang saham minoritas saya ragu ada hengki pengki [penyelewengan] di situ.”

Hal lain, kata dia, saham yang dimiliki kakak Menteri BUMN Erick Thohir ini tidak mayoritas.

Adapun mengenai potensi kerugian yang belum teralisasi di Telkom sebesar Rp881 miliar, menurut Deddy, harus menunggu audit. Ini karena pergerakan saham yang fluktuatif.

Pada pertemuan selanjutnya, Panja akan masih akan mendalami keterangan yang disampaikan Telkom dan Telkomsel.

Kemudian jika diperlukan Panja juga akan memanggil Otoritas Jasa Keuangan untuk memberikan data pembanding.

Apa kata Erick Thohir?

Hingga berita ini diterbitkan, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, tidak merespon telepon maupun pesan singkat yang dikirim BBC News Indonesia.

Tapi sebelumnya Arya telah menampik tudingan konflik kepentingan dalam pembelian saham GoTo oleh Telkomsel.

Dia berkata, Telkomsel berinvestasi di GoTo untuk ekosistem bisnis jangka panjang.

Di sisi lain, Arya menyebut saat ini saham GoTo sudah beranjak naik. Katanya, untung-rugi dalam perdagangan saham adalah hal yang lumrah.

“Telkomsel sudah untung lagi. Untungnya mencapai Rp 200-300 miliar. Kan saham naik-turun biasa,” kata Arya seperti dilansir Tempo.co.

sumber: https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-61786339